Orang-orang Selandia Baru – para 'Kiwi' – terkenal karena keramahannya yang hangat. Kami ramah, senang menyambut, senang bertemu dengan orang dari kebudayaan lain, dan senang berbagi makanan dan percakapan. Dalam kehidupan sehari-hari, kami relatif tidak formal. Nama depan dipakai, bahkan dalam bisnis dan lingkungan universitas.
Masyarakat multi-kultural Selandia Baru adalah hasil migrasi dari banyak bagian dunia, mulai 1.000 tahun yang lalu dengan kedatangan bangsa Maori. Orang Inggris mulai mengkolonisasi Selandia Baru dari pertengahan abad ke-19.
Dewasa ini, orang Selandia Baru datang dari banyak latar belakang etnis, termasuk Eropa, Pulau Pasifik, Asia, dan Afrika. Pengaruh multi-kultural jelas merupakan bagian dari fesyen, seni, dan musk kami.
Orang Maori dikenal sebagai “tangata whenua’ atau ‘orang bumi’. Dalam tahun 2006, 1 dari 7 orang Selandia Baru menyatakan dirinya sebagai orang Maori. Suatu kebangkitan kembali kebudayaan dan bahasa Maori akhir-akhir ini telah membuahkan kesadaran akan identitas nasional berdasarkan ide dwi-kulturalisme – tanggung jawab bersama untuk mencapai cita-cita dari Pakta Waitangi, yang ditandatangani dalam tahun 1840.
Bahasa Inggris, Maori, dan bahasa isyarat (untuk kaum tunarungu) adalah bahasa-bahasa resmi Selandia Baru.
Ada undang-undang yang melarang diskriminasi atas dasar jenis kelamin, ras, atau cacat tubuh. Bila Anda merasa terganggu oleh kelakuan seseorang, segera bicara dengan staf di perguruan Anda. Mereka berdedikasi untuk menyediakan lingkungan yang aman untuk Anda dan terlatih untuk menangani setiap kesulitan yang bakal muncul.
Pelecehan seksual dan diskriminasi jender melanggar hukum dan tidak dapat diterima di Selandia Baru. Tempat kerja dan lembaga-lembaga pendidikan mempunyai garis-garis haluan yang jelas untuk mencegah dan menangani pelecehan seksual.